Sumber – sumber dana perlu dipisahkan terhadap kebutuhan modal kerja permanen dan kebutuhan modal kerja variabel. Kebutuhan modal kerja variabel dimana modal kerja tersebut hanya dibutuhkan beberapa saat saja (beberapa bulan saja) dan tidak dibutuhkan secara terus menerus (biasanya kebutuhan pada saat volume penjualan puncak), maka harus dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek selama atau pada saat modal kerja tersebut dibutuhkan. Menurut S. Munawir sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
a. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang Nampak dalam perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.
b. Keuntungan dari penjualan
c. Penjualan aktiva tidak lancar.
d. Penjualan saham atau obligasi.
Jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan rugi laba perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut. Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan. Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan amisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya. Disamping ini perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memahami modal kerja. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan disamping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar